Sedikit Sejarah Tentang Rosella
Namanya tenar hampir di seluruh penjuru dunia. Belakangan, tanaman ini juga mulai populer di Indonesia. Orang bilang, ini teh Jamaica. Benarkah Rosella berasal dari Afrika? Seberapa besarkah khasiatnya?
Sebut saja namanya Rosella. Tanaman bernama Latin Hibiscus sabdariffa ini sedang naik daun. Padahal sejatinya tanaman ini sudah lama ada di Indonesia. Hanya saja, ia disebut dengan nama yang berbeda di setiap daerah.
"Dulu kelopak Rosella dikenal sebagai frambozen yang digunakan sebagai bahan pembuat sirup berwarna merah yang beraroma khas. Sekarang ini, kelopak Rosella dikenal sebagai bahan minuman dan disebut teh Rosella. Tanaman yang masih kerabat bunga sepatu ini banyak ditemukan sebagai tanaman pagar,"
Dari Mana Asalnya?
Menengok sekilas cerita beberapa abad yang lalu, keberadaan Rosella saat ini bagaikan perantau yang pulang kembali ke kampung halaman.
Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L'Obel menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa. Padahal Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa oleh pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14. Mungkin karena belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal seperti sekarang.
Jadi, bagaimana kok tanaman ini dianggap berasal dari Afrika? Rosella memang banyak tumbuh di sana juga. Penyebarannya tidak lepas dari peran para budak Afrika. Benih tanaman Rosella dibawa oleh para budak dan kemudian tumbuh di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan, Mexico, Jamaica, Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia.
Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L'Obel menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa. Padahal Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa oleh pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14. Mungkin karena belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal seperti sekarang.
Jadi, bagaimana kok tanaman ini dianggap berasal dari Afrika? Rosella memang banyak tumbuh di sana juga. Penyebarannya tidak lepas dari peran para budak Afrika. Benih tanaman Rosella dibawa oleh para budak dan kemudian tumbuh di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan, Mexico, Jamaica, Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia.
Sudah Mendunia
Menurut Endah, Rosella yang selama ini dikenal sebagai bunga telah mengalami semacam salah kaprah penyebutan. Yang dimaksud bunga tidak lain sebenarnya adalah kelopak buah. Karena bentuknya seperti bunga (terlebih jika telah dikeringkan), maka orang menyebutnya bunga Rosella. Padahal, bahan pembuat teh itu lebih tepat disebut kelopak.
Kelopak Rosella bisa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dalam bentuk seduhan seperti teh. Di Mexico, bagian selatan California, dan Thailand, kelopak Rosella kering yang dimanfaatkan dengan cara diseduh seperti teh sangat populer dengan sebutan Jamaica, atau aqua de Jamaica. Di Senegal, teh Rosella dikenal dengan nama jus de bissap. Masyarakat Gambia menyebutnya wanjo, zobo, atau tsobo. Di Turki, kelopak Rosella kering yang disajikan dalam bentuk teh disebut Karkade (dibaca "kar-kahday"). Karkade sendiri konon merupakan cara bangsa Arab menyebut teh manis. Mungkin karena kelezatannya itulah teh Rosella menjadi minuman kaum bangsawan Mesir kuno dan dijadikan semacam ritual "toast” pada perayaan pesta pernikahan di Sudan. Kelopak Rosella segar juga dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk makanan seperti puding, campuran salad, hingga selai dan sirup.
Selain rasanya yang enak, kelopak bunga yang satu ini memang memiliki efek farmakologis yang cukup lengkap seperti diuretik (melancarkan air seni), onthelmintic(membasmi cacing), antibakteri, antiseptik, antiradang, menurunkan panas, meluruhkan dahak, menurunkan tekanan darah, mengurangi kekentalan darah, dan menstimulasi gerak peristaltik usus. Daun, buah, dan bijinya juga berperan sebagai diuretik, antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak Rosella juga dapat mengatasi panas dalam, sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko osteoporosis, dan mencegah kanker darah.
Kelopak Rosella bisa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dalam bentuk seduhan seperti teh. Di Mexico, bagian selatan California, dan Thailand, kelopak Rosella kering yang dimanfaatkan dengan cara diseduh seperti teh sangat populer dengan sebutan Jamaica, atau aqua de Jamaica. Di Senegal, teh Rosella dikenal dengan nama jus de bissap. Masyarakat Gambia menyebutnya wanjo, zobo, atau tsobo. Di Turki, kelopak Rosella kering yang disajikan dalam bentuk teh disebut Karkade (dibaca "kar-kahday"). Karkade sendiri konon merupakan cara bangsa Arab menyebut teh manis. Mungkin karena kelezatannya itulah teh Rosella menjadi minuman kaum bangsawan Mesir kuno dan dijadikan semacam ritual "toast” pada perayaan pesta pernikahan di Sudan. Kelopak Rosella segar juga dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk makanan seperti puding, campuran salad, hingga selai dan sirup.
Selain rasanya yang enak, kelopak bunga yang satu ini memang memiliki efek farmakologis yang cukup lengkap seperti diuretik (melancarkan air seni), onthelmintic(membasmi cacing), antibakteri, antiseptik, antiradang, menurunkan panas, meluruhkan dahak, menurunkan tekanan darah, mengurangi kekentalan darah, dan menstimulasi gerak peristaltik usus. Daun, buah, dan bijinya juga berperan sebagai diuretik, antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak Rosella juga dapat mengatasi panas dalam, sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko osteoporosis, dan mencegah kanker darah.
Penelitian Dan Kaya Antioksidan
PENELITIAN :
Kaya Antioksidan Di Indonesia, penelitian tentang uji komponen zat gizi dan
aktivitas antioksidan pada kelopak Rosella pernah diteliti oleh Ir Didah
Nurfaridah pada tahun 2005.Dalam penelitiannya tersebut, ditemukan bahwa kadar antioksidan yang terkandung dalam kelopak kering Rosella jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop.
Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga Rosella meliputi gossypetin, antosianin, dan glucoside hibiscin.
Antosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella, dan bersifat antioksidan.
- “Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak Rosella
dapat menghambat radikal bebas.
Beberapa penyakit kronis yang ditemui saat ini banyak yang disebabkan oleh radikal bebas yang berlebihan.
Di antaranya kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, hingga kanker,” ujar Didah. Perbandingan kadar antosianin yang bersifat antioksidan dapat dilihat dari kepekatan warna merah pada rosella.”Semakin pekat warna merah pada bunga Rosella, rasanya akan semakin asam. Dan kandungan antosianinnya semakin banyak.
Dengan demikian, kandungan antioksidannya juga semakin banyak,”. - Sayangnya, kadar antioksidan dalam bunga Rosella
menjadi berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan (dipanggang
dalam oven).
Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak Rosella berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk segar. - Antikanker dan Antihipertensi Di antara banyak
khasiatnya, Rosella diunggulkan sebagai herba antikanker dan
hipertensi.
Ini sesuai dengan uji pra klinis yang dilakukan oleh Yun Ching Chang, seorang peneliti dari Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical University di Taiwan.
Yun Ching Chang menemukan bahwa pigmen alami dari kelopak kering Rosella terbukti efektif dalam menghambat dan sekaligus mematikan sel kanker HL-60 (kanker darah atau leukemia).
Pigmen ini jugs berperan dalam proses apoptosis (bunuh diri) sel kanker. - Sementara itu, Maureen Williams, ND, seorang dokter
naturopati dari Bastyr University di Seattle, Amerika Serikat, telah
melakukan studi terhadap 70 orang dengan tingkat penyakit hipertensi
ringan hingga sedang yang berada dalam kondisi sehat dan tidak melakukan
pengobatan apa pun sejak sebulan sebelum penelitian diujikan.
Secara acak, sebagian orang diminta untuk mengonsumsi teh Rosella sebanyak satu setengah liter sebelum sarapan setiap hari.
Sebagian lagi mengonsumsi 25 mg obat antihipertensi.
Setelah empat minggu, ternyata tekanan darah diastolik berkurang hingga sepuluh angka untuk 79% orang yang mengonsumsi teh Rosella dan 84% pada orang yang mengonsumsi obat antihipertensi.
Belum pernah dilaporkan efek samping yang serius akibat konsumsi kelopak Rosella selain jantung berdebar.
Namun Peter Hardwick dari jurnal
Australian Food Plants Study Group Newsletter mengatakan bahwa ada spesies lain
dari Rosella yang disebut Native Rosella (Hibiscus heterophyllus) yang bisa
menyebabkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi.
Bunga segarnya mirip Rosella (Hibiscus sabdariffa).
Bunga segarnya mirip Rosella (Hibiscus sabdariffa).
Kaya Antioksidan
Di Indonesia, penelitian tentang uji komponen zat gizi dan aktivitas antioksidan pada kelopak Rosella pernah diteliti oleh Ir Didah Nurfaridah pada tahun 2005. Dalam penelitiannya tersebut, staf pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, ini menemukan bahwa kadar antioksidan yang terkandung dalam kelopak kering Rosella jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga Rosella meliputi gossypetin, antosianin, dan glucoside hibiscin.
Antosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella, dan bersifat antioksidan.
"Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak Rosella dapat menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang ditemui saat ini banyak yang disebabkan oleh radikal bebas yang berlebihan. Di antaranya kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, hingga kanker,"
Perbandingan kadar antosianin yang bersifat antioksidan dapat dilihat pada dua jenis Rosella yang ditanam di kebun milik Darwin di Cisarua. Meskipun berasal dari satu spesies, Rosella Sudan berwarna merah pekat kehitaman, sedangkan Rosella Taiwan berwarna merah darah. Rosella Sudan rasanya lebih asam dan lebih pekat sehingga kelopak keringnya dapat digunakan hingga 2-3 kali seduh. Berbeda dengan Rosella Taiwan yang hanya dapat digunakan sekali seduh.
"Semakin pekat warna merah pada kelopak Rosella, rasanya akan semakin asam. Dan kandungan antosianinnya semakin banyak. Dengan demikian, kandungan antioksidannya juga semakin banyak,"
Sayangnya, kadar antioksidan dalam kelopak Rosella menjadi berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan (dipanggang dalam oven). Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak Rosella berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk segar.
Antikanker dan AntihipertensiAntosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella, dan bersifat antioksidan.
"Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak Rosella dapat menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang ditemui saat ini banyak yang disebabkan oleh radikal bebas yang berlebihan. Di antaranya kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, hingga kanker,"
Perbandingan kadar antosianin yang bersifat antioksidan dapat dilihat pada dua jenis Rosella yang ditanam di kebun milik Darwin di Cisarua. Meskipun berasal dari satu spesies, Rosella Sudan berwarna merah pekat kehitaman, sedangkan Rosella Taiwan berwarna merah darah. Rosella Sudan rasanya lebih asam dan lebih pekat sehingga kelopak keringnya dapat digunakan hingga 2-3 kali seduh. Berbeda dengan Rosella Taiwan yang hanya dapat digunakan sekali seduh.
"Semakin pekat warna merah pada kelopak Rosella, rasanya akan semakin asam. Dan kandungan antosianinnya semakin banyak. Dengan demikian, kandungan antioksidannya juga semakin banyak,"
Sayangnya, kadar antioksidan dalam kelopak Rosella menjadi berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan (dipanggang dalam oven). Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak Rosella berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk segar.
Di antara banyak khasiatnya, Rosella diunggulkan sebagai herba antikanker dan hipertensi. Ini sesuai dengan uji pra klinis yang dilakukan oleh Yun Ching Chang, seorang peneliti dari Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical University di Taiwan. Yun Ching Chang menemukan bahwa pigmen alami dari kelopak kering Rosella terbukti efektif dalam menghambat dan sekaligus mematikan sel kanker HL-60 (kanker darah atau leukemia). Pigmen ini jugs berperan dalam proses apoptosis (bunuh diri) sel kanker.
Sementara itu, Maureen Williams, ND, seorang dokter naturopati dari Bastyr University di Seattle, Amerika Serikat, telah melakukan studi terhadap 70 orang dengan tingkat penyakit hipertensi ringan hingga sedang yang berada dalam kondisi sehat dan tidak melakukan pengobatan apa pun sejak sebulan sebelum penelitian diujikan. Secara acak, sebagian orang diminta untuk mengonsumsi teh Rosella sebanyak satu setengah liter sebelum sarapan setiap hari. Sebagian lagi mengonsumsi 25 mg obat antihipertensi. Setelah empat minggu, ternyata tekanan darah diastolik berkurang hingga sepuluh angka untuk 79% orang yang mengonsumsi teh Rosella dan 84% pada orang yang mengonsumsi obat antihipertensi.
Belum pernah dilaporkan efek samping yang serius akibat konsumsi kelopak Rosella selain jantung berdebar. Namun Peter Hardwick dari jurnal Australian Food Plants Study Group Newsletter mengatakan bahwa ada spesies lain dari Rosella yang disebut Native Rosella (Hibiscus heterophyllus) yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi. Bunga segarnya mirip Rosella (Hibiscus sabdariffa). Oleh karena itu, hati-hati, jangan sampai salah pilih.
Meskipun demikian, Darwin, Aria yang masih tegap dan bugar dalam usia 76 tahun ini memberikan kesaksian lain. "Alhamdulillah, saya sudah mengonsumsi Rosella selama dua tahun, dan tidak memiliki keluhan apapun," katanya.
Anda memang tak perlu percaya 100%. Yang jelas, kelezatan teh Rosella bisa dibuktikan kebenarannya. Jika kemudian ada bonus sehat, bukankah itu menguntungkan?
Hipertensi dan Jantung
Lima belas tahun didera kencing manis (diabetes mellitus) membuat H.Lili Sadeli (58 tahun) bosan makanobat dan ingin mencari cara pengobatan lain. Setelah mencari informasi ke sanakemari, akhirnya ia mencoba peruntungannya dengan mengonsumsi rosela merah. "Alhamdulillah, setelah tiga bulan minum teh rosela merah, gula darah saya turun dari 320 menjadi 101 dan tekanan darah saya juga membaik," ujar Lili.
Selama tiga bulan pertama, ia rutin mengonsumsi teh rosela merah sebanyak tiga kali sehari. Setelah itu, ia merawat kesehatannya dengan meneguk teh rosela merah dua kali sehari. Kini ia terbebas dari obat-obatan kimia yang telah ia konsumsi selama lima belas tahun dan kesehatannya pun membaik.
Kesaksian lain datang dari Lina (29 tahun) yang awalnya tersiksa dengan degup jantungnya yang tidak normal sehingga membuatnya sulit tidur. "Mau ke dokter takut didiagnosis penyakit berat dan biayanya pasti nggak sedikit," dalihnya. Warga Perumahan Taman Legian, Sentul (Bogor) ini akhirnya mencoba teh rosella merah untuk mengatasi gangguan kesehatannya.
Pertimbangannya, disamping minim efek samping, harga teh rosela merah juga relatift terjangkau. Hasilnya, bukan saja ia merasa lebih sehat dan segar,
bobot badannya pun turun sekitar 7 kg dalam waktu konsumsi selama satu tahun. ‘’Meskipun sudah merasa sehat, saya tetap minum teh rosela merah agar tetap bugar dan menjaga berat badan," ujar Lina yang sebelumnya berbobot 70 kg dengan tinggi 154 cm.
Tonik Hingga TBC
Rosela merah (Hibiscus sabdariffa) dulu merupakan penghias pagar rumah atau pekarangan. Saat ini lebih dari 100 varietas rosela tumbuh di Indonesia. Namun jenis yang paling banyak dibudidayakan adalah rosela berbunga merah.
Berbagai penyakit dapat diatasi oleh herba tropis ini, seperti batuk, asam urat, kolesterol, hingga hipertensi.
Image Selain itu, rosella merah berkhasiat menangkal radikal bebas dan bersifat la merah untuk mengatasi gangguan sebagai penyegar (tonik). Hal ini bukan isapan jempol semata karena rosella merah mengandung berbagai senyawa berkhasiat, seperti antioksidan, asam esensial, beta karoten, potasium, zat besi, dan berbagai jenis vitamin.
Penggunaan rosella merah sebagai obat oleh masyarakat awalnya bersifat kebetulan dan coba-coba saja. Namun sejumlah ilmuwan berhasil meneliti khasiatnya. Salah satu di antaranya Abd Al-Aziz Sharaf dari Sudan Research Unit, Institute of African and Asian Studies.
Pada 1962, Sharaf membuktikan bawa bunga rosella merah mempunyai khasiat menurunkan tekanan darah (hipotensif), antikejang saluran pernafasan, anticacing (antelmintik), dan antibakteri. Tiga tahun berikutnya Sharaf juga berhasil membuktikan bahwa zat warna merah di kelopak bunga perdu ini dapat mematikan Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit TBC.
Lima belas tahun didera kencing manis (diabetes mellitus) membuat H.Lili Sadeli (58 tahun) bosan makanobat dan ingin mencari cara pengobatan lain. Setelah mencari informasi ke sanakemari, akhirnya ia mencoba peruntungannya dengan mengonsumsi rosela merah. "Alhamdulillah, setelah tiga bulan minum teh rosela merah, gula darah saya turun dari 320 menjadi 101 dan tekanan darah saya juga membaik," ujar Lili.
Selama tiga bulan pertama, ia rutin mengonsumsi teh rosela merah sebanyak tiga kali sehari. Setelah itu, ia merawat kesehatannya dengan meneguk teh rosela merah dua kali sehari. Kini ia terbebas dari obat-obatan kimia yang telah ia konsumsi selama lima belas tahun dan kesehatannya pun membaik.
Kesaksian lain datang dari Lina (29 tahun) yang awalnya tersiksa dengan degup jantungnya yang tidak normal sehingga membuatnya sulit tidur. "Mau ke dokter takut didiagnosis penyakit berat dan biayanya pasti nggak sedikit," dalihnya. Warga Perumahan Taman Legian, Sentul (Bogor) ini akhirnya mencoba teh rosella merah untuk mengatasi gangguan kesehatannya.
Pertimbangannya, disamping minim efek samping, harga teh rosela merah juga relatift terjangkau. Hasilnya, bukan saja ia merasa lebih sehat dan segar,
bobot badannya pun turun sekitar 7 kg dalam waktu konsumsi selama satu tahun. ‘’Meskipun sudah merasa sehat, saya tetap minum teh rosela merah agar tetap bugar dan menjaga berat badan," ujar Lina yang sebelumnya berbobot 70 kg dengan tinggi 154 cm.
Tonik Hingga TBC
Rosela merah (Hibiscus sabdariffa) dulu merupakan penghias pagar rumah atau pekarangan. Saat ini lebih dari 100 varietas rosela tumbuh di Indonesia. Namun jenis yang paling banyak dibudidayakan adalah rosela berbunga merah.
Berbagai penyakit dapat diatasi oleh herba tropis ini, seperti batuk, asam urat, kolesterol, hingga hipertensi.
Image Selain itu, rosella merah berkhasiat menangkal radikal bebas dan bersifat la merah untuk mengatasi gangguan sebagai penyegar (tonik). Hal ini bukan isapan jempol semata karena rosella merah mengandung berbagai senyawa berkhasiat, seperti antioksidan, asam esensial, beta karoten, potasium, zat besi, dan berbagai jenis vitamin.
Penggunaan rosella merah sebagai obat oleh masyarakat awalnya bersifat kebetulan dan coba-coba saja. Namun sejumlah ilmuwan berhasil meneliti khasiatnya. Salah satu di antaranya Abd Al-Aziz Sharaf dari Sudan Research Unit, Institute of African and Asian Studies.
Pada 1962, Sharaf membuktikan bawa bunga rosella merah mempunyai khasiat menurunkan tekanan darah (hipotensif), antikejang saluran pernafasan, anticacing (antelmintik), dan antibakteri. Tiga tahun berikutnya Sharaf juga berhasil membuktikan bahwa zat warna merah di kelopak bunga perdu ini dapat mematikan Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit TBC.
- Menurunkan asam urat
- Bersifat penetral racun
- Menurunkan Hiertensi
- Menurunkan kadar gula
- Menurunkan kolesterol
- Memperbaiki metabolisme
- Mencerdaskan otak
- Melangsingkan tubuh
- Mencegah kanker
- Meredakan batuk kronis
- Menyehatkan mata
- Menurunkan suhu badan
- Mengurangi kecanduan narkoba
- Menambah gairah SEX dan bikin tahan lama
- Maag menahun
Efek samping Rosella bahayakah?
Rosella adalah salah satu herbal yang baru “booming” di Indonesia. Yang dipakai biasanya kelopak bunganya, yang berwarna merah, merah tua atau keungu-unguan dengan cara direndam dalam air panas (teh merah/teh rosella). Herbal ini menurut penelitian berkhasiat untuk obat kolesterol, trigliserida, asam urat, obesitas, jantung, maag, insomnia, batuk, batu ginjal, radang ginjal, dll.
Tapi ketika seseorang minum, kadang terjadi reaksi perut sakit, mual, sampai diare/mencret. Reaksi ini sebenarnya wajar terjadi pada orang yang mengkonsumsi herbal akibat efek pembersihannya. Biasanya dinamakan efek DOC (Direction of Cure), suatu reaksi yang menunjukkan adanya pembersihan racun atau sejenisnya dari dalam tubuh. Reaksi ini tergantung pada penyakit pasien. Bisa diare, mual/muntah, sakit perut, pusing, mengantuk, keringat dingin, dll. Tapi efek ini HANYA BERSIFAT SEMENTARA dan merupakan efek POSITIF. Biasanya terjadi 3 hari sampai seminggu dari pertama kali mengkonsumsi bila mengkonsumsi teratur.
Rosella merupakan herbal dengan vitamin C megadosis (20 kali lipat daripada yang terdapat dalam jeruk lemon/limau), sehingga akan terjadi proses “chelation”. Terapi chelation merupakan terapi dengan bahan tertentu untuk mengikat racun-racun logam berat termasuk kalsium yang menyunbat pembuluh darah/kalsium yang tidak terserap atau lainnya dalam tubuh yang selanjutnya dikeluarkan lewat urin atau feses. Rosella juga berfungsi sebagai peluruh urin, pencuci ginjal dan menstabilkan suhu tubuh.
Untuk memahami hal ini, patut diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dosis
Untuk rosella, 1 gelas biasa cukup 3 kuntum saja 3x sehari sebelum makan. Bila gelas besar cukup 3-5 kuntum. Jangan terpatok pada warna merah pada air rendamannya (biasanya kalo tidak merah sekali tidak mentep…). Konsumsi lebih baik encer tapi kontinyu.
2. Untuk penderita penyakit pencernaan, minumnya sehabis makan.
3. Bila terjadi efek DOC, turunkan dosis menjadi 1x sehari, sampai efek hilang, kemudian teruskan dengan dosis normal. Atau kurangi jumlah kuntumnya per gelas. Hal ini berlaku untuk konsumsi semua herbal.
4. Rosella sangat aman dikonsumsi dalam jangka panjang asal sesuai dosis yang dianjurkan.
5. Penting! Bila mengkonsumsi herbal, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dulu dengan Herbalis, karena bagaimanapun juga, konsumsi apapun bila tidak mengerti penggunaannya dapat merugikan tubuh, walaupun untuk herbal sebagian besar efeknya tidak membahayakan.
Semua tanaman herbal baik dikonsumsi secara variatif. Maksudnya adalah, tidak dikonsumsi terus-menerus melulu satu jenis tanaman saja.
Seperti diketahui, manfaat dari terapi herbal bukanlah hanya MENYEMBUHKAN saja tetapi juga mennjaga kesehatan. Jadi upayakan saja berganti-2 tanaman.
Jika ditujukan untuk upaya penyembuhan/pengobatan, maka memang harus dikonsultasikan dengan herbalis. Hal ini untuk mencegah adanya kesalahpahaman seperti efek detoks yang sering dikira efek samping atau malah keracunan. Juga untuk menentukan dosis serta jenis tanaman yang tepat.
Pengolahan
Berbagai cara dilakukan orang dalam mengonsumsi rosella merah, antara lain dalam bentuk segar, dijadikan bumbu masak, atau sambal sebagai pengganti tomat. Cara tradisional yang paling sering dilakukan masyarakat adalah dengan mengeringkan bunganya.
Mula-mula kelopak bunga dipisahkan dari bijinya. Kemudian kelopak bunga ini dikeringkan di bawah panas sinar rnatahari. Kelopak bunga yang telah dikeringkan, siap diseduh air panas. Cukup tiga kuntum bunga rosela merah untuk. mendapatkan secangkir teh rosella merah hangat dengan warna yang cantik.
Saat ini, sejumlah produsen herbal mulai memproduksi rosella merah dalam bentuk yang mudah dikonsumsi, yaitu teh celup (teabag) dan kapsul. Selain itu, rosela merah juga hadir dalam bentuk selai, manisan, dan sirup. Produk olahan rosella merah ini memiliki daya tahan lebih dari satu tahun, asalkan diolah secara higienis.
Mula-mula kelopak bunga dipisahkan dari bijinya. Kemudian kelopak bunga ini dikeringkan di bawah panas sinar rnatahari. Kelopak bunga yang telah dikeringkan, siap diseduh air panas. Cukup tiga kuntum bunga rosela merah untuk. mendapatkan secangkir teh rosella merah hangat dengan warna yang cantik.
Saat ini, sejumlah produsen herbal mulai memproduksi rosella merah dalam bentuk yang mudah dikonsumsi, yaitu teh celup (teabag) dan kapsul. Selain itu, rosela merah juga hadir dalam bentuk selai, manisan, dan sirup. Produk olahan rosella merah ini memiliki daya tahan lebih dari satu tahun, asalkan diolah secara higienis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar